Mengenal Batas Diri (Part I: Pengantar)
Author : admin
Mungkin, buat kebanyakan orang, kita mengenal yang namanya "Keterbatasan". apabila "keterbatasan" itu adalah terbatas secara fisik, hal ini bisa jadi merupakan pagar yang membatasi diri untuk melakukan sesuatu yang secara fisik memang tidak dapat dilakukan oleh orang tersebut. misalnya saja, kebutaan, tuli, bisu, cacat pada bagian-bagian tubuh, dll. tapi pernah saya melihat video mengenai olimpiade yang diprogram khusus untuk orang-orang cacat, dan saya begitu takjub. bahwa mereka tidak selemah yang kita bayangkan. mereka berusaha, sekuat tenaga untuk mencapai kemenangan. entah itu orang buta, orang buntung sekalipun mengikuti lomba renang itu. Nah, ada apakah dengan "Keterbatasan" yang telah disebutkan barusan? buktinya, mereka bisa melakukan hal-hal yang terlihat hanya bisa dilakukan oleh orang sehat kebanyakan, atau bahkan hanya atlit-atlit yang bisa.
Sekarang, kita lihat di diri kita sendiri, apakah ada batas-batas itu? jika ada yang beranggapan bahwa semua orang memiliki keterbatasan, saya tidak setuju akan hal ini. coba kita lihat kembali saat kita masih baru dilahirkan. sungguh banyak sekali keterbatasan-keterbatasan dalam diri kita. bahkan untuk berkata saja kita tidak bisa, apa lagi berjalan. coba sekarang kita melihat diri kita pada saat ini. pastinya banyak sekali hal-hal yang kita tidak bisa lakukan sudah bisa kita lakukan saat ini. Ajaib? coba fikirkan lagi, hal-hal yang dulunya anda tidak bisa lakukan, dan sekarang anda bisa lakukan.
ternyata, selama ini kita sudah melakukan "Perluasan" pagar-pagar yang ada dalam "keterbatasan" dalam diri kita. faktor-faktor kemampuan diri kita, bersama batas-batas itu sebenarnya sudah terlihat jelas dari penilaian kita terhadap diri kita sendiri. kalau saat ini anda banyak masalah, anda merasa tidak mampu melakukan sesuatu, AYO! kita rubah semuanya dengan tangan kita. karena pagar-pagar itu sebenarnya bisa kita perluas, atau bahkan kita hilangkan dan membuat kemampuan kita menjadi tak terbatas, sehingga kita menjadi bisa melaksanakan segala sesuatunya.
Dalam pengenalan batas diri kali ini, saya akan coba bahas tentang otak kita, sesuatu yang paling mendasar dan pengatur dalam setiap perilaku yang kita lakukan sehari-hari. dalam alam bawah sadar, saat kita mengalami situasi tertentu, otak kita merespon situasi itu sesuai dengan pola fikir kita. saat kita lapar, tentunya kita ingin makan. sekali lagi, ada kata 'ingin' disini. berarti itu masih di alam bawah sadar kita. setelah kita melakukan tindakan atau aksi, dalam contoh ini berarti kita Makan, berarti kita sudah memasuki alam sadar mengenai situasi ini.
kalau kita analisa lebih dalam, masih ada renggang waktu, antara pola fikir yang mana termasuk dalam alam bawah sadar, dengan aksi yang secara penuh kita sadari. kalau kita melakukan aksi tanpa kita sadari, berarti sudah hilang akal (mabuk), atau mungkin GILA. nah, ada apakah diantara waktu tenggang tersebut sehingga kita melakukan aksi. dan ini adalah sesuatu yang saya sebut sebagai FILTER. mungkin dalam kata lain bisa juga disebut proses berfikir.
ada komentar atau pertanyaan sejauh ini?? tunggu seri berikutnya "Mengenal Batas Diri (Part II: Permainan Pola Fikir)", untuk penjelasan lebih lanjut. atau apabila ada masukan-masukan untuk seri berikutnya, saya terima.
Sekarang, kita lihat di diri kita sendiri, apakah ada batas-batas itu? jika ada yang beranggapan bahwa semua orang memiliki keterbatasan, saya tidak setuju akan hal ini. coba kita lihat kembali saat kita masih baru dilahirkan. sungguh banyak sekali keterbatasan-keterbatasan dalam diri kita. bahkan untuk berkata saja kita tidak bisa, apa lagi berjalan. coba sekarang kita melihat diri kita pada saat ini. pastinya banyak sekali hal-hal yang kita tidak bisa lakukan sudah bisa kita lakukan saat ini. Ajaib? coba fikirkan lagi, hal-hal yang dulunya anda tidak bisa lakukan, dan sekarang anda bisa lakukan.
ternyata, selama ini kita sudah melakukan "Perluasan" pagar-pagar yang ada dalam "keterbatasan" dalam diri kita. faktor-faktor kemampuan diri kita, bersama batas-batas itu sebenarnya sudah terlihat jelas dari penilaian kita terhadap diri kita sendiri. kalau saat ini anda banyak masalah, anda merasa tidak mampu melakukan sesuatu, AYO! kita rubah semuanya dengan tangan kita. karena pagar-pagar itu sebenarnya bisa kita perluas, atau bahkan kita hilangkan dan membuat kemampuan kita menjadi tak terbatas, sehingga kita menjadi bisa melaksanakan segala sesuatunya.
Dalam pengenalan batas diri kali ini, saya akan coba bahas tentang otak kita, sesuatu yang paling mendasar dan pengatur dalam setiap perilaku yang kita lakukan sehari-hari. dalam alam bawah sadar, saat kita mengalami situasi tertentu, otak kita merespon situasi itu sesuai dengan pola fikir kita. saat kita lapar, tentunya kita ingin makan. sekali lagi, ada kata 'ingin' disini. berarti itu masih di alam bawah sadar kita. setelah kita melakukan tindakan atau aksi, dalam contoh ini berarti kita Makan, berarti kita sudah memasuki alam sadar mengenai situasi ini.
kalau kita analisa lebih dalam, masih ada renggang waktu, antara pola fikir yang mana termasuk dalam alam bawah sadar, dengan aksi yang secara penuh kita sadari. kalau kita melakukan aksi tanpa kita sadari, berarti sudah hilang akal (mabuk), atau mungkin GILA. nah, ada apakah diantara waktu tenggang tersebut sehingga kita melakukan aksi. dan ini adalah sesuatu yang saya sebut sebagai FILTER. mungkin dalam kata lain bisa juga disebut proses berfikir.
ada komentar atau pertanyaan sejauh ini?? tunggu seri berikutnya "Mengenal Batas Diri (Part II: Permainan Pola Fikir)", untuk penjelasan lebih lanjut. atau apabila ada masukan-masukan untuk seri berikutnya, saya terima.