Blognya Sutrisno Triantoro

Segala sesuatu bisa menjadi berharga atau tidak berharga, tergantung sudut pandang kita melihatnya.
Cuma mau sekedar sharing, cerita yang saya alami sendiri ketika saya berkunjung ke rumah sakit. Waktu itu ada kejadian yang nampak di depan mata saya sendiri, yang menggoyang hati saya sehingga saya berfikiran untuk membagi sedikit cerita ini kepada teman-teman pembaca agar bisa duduk sejenak dan memfikirkan tentang apa-apa yang teman-teman semua dapatkan dan belum sempat disyukuri.

Singkat kata, waktu itu saya dan beberapa teman-teman lainnya sepulang rapat suatu organisasi jurusan di kampus, mengantarkan seorang teman yang asmanya kambuh dan lebih parah dari biasanya. berhubung tidak ada perlengkapan yang memadai, maka kami segera menelpon ambulans dari rumah sakit terdekat. setelah 7 menit berlalu, dengan kencangnya ambulans sampai pada lokasi kami, dan kami pun beriringan dengan ambulans berjalan mengantarkan ke rumah sakit untuk diberikan oksigen dan perawatan medis.

Ketika itu, para perawat mengangkat tandu dan mengantarkan teman tersebut ke UGD untuk segera diberi oksigen. kamipun duduk menunggu di ruang tunggu luar yang tidak begitu jauh dari pintu keluar, yang mana pintu tersebut merupakan jalur keluar masuknya pasien dari rumah sakit dan ambulans. memang rumah sakit itu tidak terlalu ramai karena memang jaraknya agak jauh dari kota utama. sehingga dengan tenang ruang tunggu tersebut menghadap langsung ke lorong itu.



untuk mengisi kekosongan, kamipun bercerita-bercerita ringan, kadang sambil bercanda pelan (waktu itu jam 12 malam). begitu pula sharing-sharing pengalaman organisasi dan lainnya. tidak lama setelah itu, terlihatlah seorang anak muda, yang saya kira berusia 17-19 tahun, melalui lorong tersebut dengan wajah gelisah dan terlihat sekali dia mencoba sabar. diikuti dengan banyak perawat yang membawa ranjang pasien, dan terlihatlah seorang pasien diatas ranjang itu (menurut saya itu adalah ayah dari anak muda tadi). para perawat memberhentikan pasien tersebut tepat di depan ruang tunggu, yang juga tepat di depan pintu keluar rumah sakit menuju ambulans. kemudian para perawat mengeluarkan ranjang tandu ambulansnya untuk memindahkan pasien tersebut. kami berasumsi bahwa orang ini akan dirujuk ke rumah sakit yang lebih baik perawatannya.

Anak muda tadi dan para perawat dengan pelan mengatakan 'sabar ya pak'. Namun terlihat pasien tersebut sangatlah menderita. kami yang duduk di ruang tunggu juga tidak begitu tega untuk melihat hal itu. dan lirih, pelan dan pasti terdengar bunyi 'astaghfirullaah. . .' berulang-ulang, dengan lirih dan sedikit serak suara itu menggetarkan keadaan disana. sebagian dari kami pun mengesampingkan muka dan menutup mata. sungguh, tidak tahan rasanya melihat keadaan ini. suara itu masih terdengar, dan ramai-ramai para perawat memindahkan pasien tersebut dengan mengangkat kasur dan pasiennya disana. bahkan sempat kami melihat infus yang dipakai oleh pasien itu terjatuh. masih, kalimat istighfar dan ditambah beberapa kalimat-kalimat takbir dan tasbih itu tetap lirih terdengar hingga masuknya dia ke ambulans dan meninggalkan rumahsakit tersebut.

sebenarya mungkin memang biasa melihat orang-orang sakit di rumah sakit. akan tetapi disini yang menyentuh saya adalah betapa aktifnya saya dalam kegiatan-kegiatan kampus dan lainnya yang menyibukkan dan melelahkan sehingga kadang saya lupa akan syukur atas kesehatan ini. saat-saat momen yang berlangsung sekitar 3 menit tepat di depan kami itulah yang membuat saya teringat akan keluarga yang saat ini sedang sakit, dan orang-orang lain yang tidak sesehat dan seberuntung kita. dan mungkin teman-teman bisa sesekali mengunjungi rumah sakit, atau mungkin juga ziarah kubur akan mengingatkan kita tentang perkara:
1. Sehat sebelum Sakit
2. Muda sebelum Tua
3. Kaya sebelum Miskin
4. Lapang sebelum Sempit
5. Hidup sebelum Mimpi.
seperti yang terdapat dalam ajaran agama islam dan lagu nasyid yang pernah saya dengar.

dari sini saya mencoba mengarahkan pemikiran saya sendiri dan para pembaca yang budiman. Entah kenapa jalan hidup kita saat ini dipenuhi banyak cobaan, sayangnya cobaan yang melenakan. Yang membuat kita lupa akan pencipta, lupa akan kasih antar sesama, lupa akan syukur atas nikmat yang kita terima. Mari kita duduk sejenak dan berfikir tentang hal-hal yang seharusnya kita syukuri, dan hal-hal yang seharusnya kita kurangi dan hindari...

Terimakasih telah membaca pengalaman ini, jangan lupa baca bonus dibawah:


Bonus:
Lirik Lagu Nasyid,

Raihan - Demi Masa
"Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan yang beriman dan beramal sholeh
Demi masa sesungguhnya manusia kerugian
Melainkan nasehat kepada kebenaran dan kesabaran

Gunakan kesempatan yang masih diberi moga kita takkan menyesal
Masa usia kita jangan disiakan kerna ia takkan kembali

Ingat lima perkara sebelum lima perkara
Sihat sebelum sakit
Muda sebelum tua
Kaya sebelum miskin
Lapang sebelum sempit
Hidup sebelum mati
"

Bonus:
"Demi masa, sesungguhnya manusia itu merugi, kecuali orang-orang yang beriman dan berbuat kebaikan, dan saling menasihati untuk kebenaran, dan saling menasihati untuk kesabaran"
(Al Qur'an: Al Ashr: 1-3)
  1. Anonim Says:

    ya ampun cinta.. bagus bagus..

Leave a Reply

Serangkai Kalimat, Kata-demi-kata untuk melihat dunia